Bolehland in tololand


Check out this absolutely hilarious send up of Malaysia below:

clipped from www.malingsia.com


“Malaysia” aka Malingsia menurut tolololpedia

Posted by
admin in
Intermezo

Malaysia

Bendera : Modifikasi bendera Amerika
Motto : Bagai Penang Dibelah Dua
Lambang : Kuching Gharong
Ibukota : Koala Lumpur
Kota terbesar : City Nurhaliza
Jumlah penduduk : Terus bertambah seiring dengan akuisisi (baca: pencurian) Pulau Sipadan, Ligitan, dan ratusan pulau lainnya dari Indonesia
Ekspor : Durian, Teroris Jihad, Quran, VCD & DVD Bajakan, Babi, Air, Kotoran (ke Singgaypur), Minyak Goreng, Kondom, Sarung Tangan, Nasi Lemak
Pahlawan : Mawi, Mat Rempit, Kerisman, Cicakman, Orang Utan, Ah Seng, Ah Long, Mamak, Macha, Astronot Homo numpang naik roket Rusia

Malaysia, atau Republik Demokratis Komunis Malaysia, adalah negara belahan yang diisi oleh encik-encik Melayu. Disebut negara belahan karena di sebelah kiri (Semenanjung Malaya) ada, di sebelah kanan (yang menumpang di pulau Kalimantan-nya Indonesia) juga ada!

  blog it

14 responses to “Bolehland in tololand”

  1. I just wanted to comment that the “Tugu Kebangsaan” is a copy of the “Iwo Jima” monument in the US (at least in concept). I believe that the original sculptors/ designers were also the same people. This is also set in the era where “War Songs” were considered Patriotic and a way to get innocent citizens to fight for their country (entire world included).

    Typically labelled as Propoganda Materials today, we look back at this era with much disdain, and pain. Frowning mostly at people who continue to think with such mindsets, thinking that it would take them into the next millenia.

    Like

  2. I was wondering why Indonesian workers are called mat Indon and minah-minah in Malaysia? I think it is a derogatory remark like when they refer caucasian as “mat saleh”. We have many “mat” here in Indonesia but it is not used to belittle people. “Mat” is the common name for Batavianese male. For example : Mat Solar, Mat Kumis, Mat Somad to name a few. As for Minah, it is a common name for Javanese girl. What would the Malaysian feel if we call them kutu kupret, sontoloyo, blegug sia, sundel bolong, etc…etc…???

    Like

  3. as the name implies, tololpedia, nothing much to say if its aledy tolol 🙂

    Like

  4. lolz it was posted by the admin

    Like

  5. not only in Indonesia, also in Malaysia, ‘ Mat’ is a common name, nothing wrong with it. lighten up folks don’t take it too seriously, i wish there is goblokpedia…..

    Like

  6. @Tenggiri: see the clear double standards? when we use mat in malaysia, those indonesian said we are degrading other ppl. but when mat is used in indonesia, its just a common name…

    FYI, in malaysia, mat is also a calling name for mamat, mohammad, mohd etc. have u heard of mat jenin dengan labunya? my neighbor’s name is mat kopi (simply becoz ppl called him mat and he sells coffee, he even put up a huge tag in front of his house, “mat kopi”). minah? minah kilang, minah kedah, minah kedai, minah for aminah etc, so many lah i could not list it over here. Its just uguys indonesian donot know what it means and uguys simply perceived it as degrading words. This double standard attitude should stop! Peace 🙂

    Like

  7. perhaps these misunderstanding come from our ‘serupa tapi tak sama’ Bahasa Indonesia/Malaysia, my parents once told a story that happened in the late 1960s when the relation was just re-open, this was in KL, an Indonesian asked a taxi driver what’s the fare to his hotel, ‘due ringgit’ said the driver, ‘ah empat dollar saja’ bargained the guy, the taxi driver gladly accepted. satu ringgit in Indonesian is 2,5 so ‘due ringgit’ is 5.

    Like

  8. I feel so mad and sad about. it’s true, there are many misunderstanding here. I am a Malay (etnics), but and i am an Indonesian.
    Aku pernah dan masih berinteraksi dengan hampir seluruh etnis di Indonesia, dengan seluruh golongan masyarakat (kalau memang harus “digolong-golongkan”) Indonesia. Disisi lain, aku punya keluarga, sanak saudara di Malaysia (dan Singapura). Mereka bertalian darah denganku. Mereka di Malaysia (dan Singapura), jauh sebelum nama “Indonesia” diproklamirkan sebagai sebuah negara. Karena kesepakatan dan pengakuan umat dunia ini atas apa yang disebut “negara,” membuat kami berlainan negara.
    Mulanya, Traktat London 1824 yang memisahkan kami (orang-orang Melayu). Kemudian dipisahkan lagi oleh apa yang disebut kemerdekaan negara -Indonesia (bekas wilayah jajahan Belanda), dan Malaysia (bekas wilayah jajahan Inggris Raya). Lalu kami terbagi menjadi tiga, setelah Temasek (Singapura) melepas diri dari Malaysia. Beberapa tahun lalu, secara administratif pemerintahan, kami yang di Indonesia dibelah lagi: Riau dan Kepulauan Riau.
    Kini, kegaduhan Indonesia-Malaysia mewarnai hubungan kedua negara. Jelas, ini menyebakkan/menyesakkan dadaku! Mungkin kalian yang di Jakarta (baca: jauh) seenak hati-perut mengata-ngata Malaysia (baca: orang melayu). Bukannya sibuk memperbaiki diri, malah menyalahkan orang lain. Saya merasa jijik dengan kelaku orang-orang yang memang tak berilmu, tapi sombong bertalu.
    Anda yang tak mengenal “Melayu,” jangan asal buka mulut. Buka mata dulu, baca. Baca sejarah, baca tradisi, baca budaya, baca! baca! baca!!!
    Demikian.

    Tersebab Haku Melayu

    Like

  9. Thanks for honouring the Tolololpedia article I started here! It was me who wrote most of the article after all. You like it, Unspun?

    Proof:

    http://tolololpedia.wikia.com/wiki/Pengguna:48th_ronin

    (My Tolololpedia Userpage)

    Like

  10. @Toshi: Yes 🙂 Wouldn’t have clipped it otherwise, would I?

    Like

  11. So sad …. Tololand has an ambassador like Datuk Aziz Harun …Hahaha ..
    ——
    Bahasa Indonesia Diklaim Malaysia

    DIPONEGORO, (GM).- Negara jiran Malaysia mengancam akan mengklaim bahasa nasional Indonesia sebagai bahasa Melayu (bahasa Malaysia). “Pemerintah Malaysia akan mengklaim bahasa Indonesia sebagai bahasa Melayu. Karena bahasa Melayu adalah bahasa Malaysia,” ujar Wakil Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Datuk Abdul Azis Harun kepada wartawan di sela-sela helaran “Kemilau Nusantara 2007” di Gedung Sate Bandung, Minggu (25/11).

    Ancaman tersebut, katanya, akan dilaksanakan apabila masyarakat dan pemerintah Indonesia masih mempermasalahkan klaim Malaysia terhadap kesenian reog Ponorogo dan lagu “Rasa Sayange”.

    Menurutnya, lagu “Rasa Sayange” dibuat pada 1907 dan reog Ponorogo jauh lebih tua karena muncul saat bangsa Indonesia belum lahir. Yang ada pada waktu itu, baik Indonesia maupun Malaysia satu rumpun dan disebut Nusantara.

    “Masyarakat dan pemerintah Malaysia menganggap Indonesia dengan Malaysia adalah bagian dari Nusantara. Munculnya permasalahan ini, karena bangsa Indonesia mempersempit arti Nusantara tersebut,” tambahnya.

    Sedangkan negara-negara yang masuk ke dalam Nusantara itu, ujarnya, selain Indonesia dan Malaysia, ada Singapura, Brunei Darussalam, dan Thailand bagian selatan. Jadi apabila ada kesenian lagu tradisional Indonesia yang berkembang di Malaysia, hal itu merupakan sesuatu yang wajar, karena kesenian itu dibawa oleh suku-suku di Indonesia ke Malaysia sejak ratusan tahun lalu.

    “Suku-suku di Indonesia datang bersama seni dan budaya tradisional dan dikembangkan di Malaysia. Kami tidak mungkin memisahkan mereka dengan seni budayanya,” ujarnya.

    Abdul Azis pun menyebutkan, pemerintah Indonesia dan Malaysia telah membicarakan masalah yang saat ini ramai diperbincangkan, seperti seni reog Ponorogo dan lagu “Rasa Sayange”. Dalam pembicaraan tersebut, katanya, pemerintah Malaysia lebih mengedepankan persatuan Nusantara. “Namun secara detailnya, saya tidak tahu hasil dari pembicaraan antara Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI dan Menteri Kebudayaan Malaysia,” paparnya.

    Dia pun menyebutkan, kasus kesenian tradisional reog Ponorogo dan lagu “Rasa Sayange” ini menjadi ramai lebih karena pers Indonesia. Sedangkan pers Malaysia sendiri, tambahnya, tidak terlalu membesar-besarkan masalah tersebut. “Pasalnya, kedua kesenian tersebut sudah ada di Malaysia sejak ratusan tahun lalu, yang dibawa orang Indonesia dan kemudian menetap di Malaysia,” paparnya. (B.81)**

    Source: http://www.klik-galamedia.com/20071126/kol…=20071126054353

    Like

  12. @firdausj: What can I say? Tololanders is as Tololanders do 🙂

    Like

  13. Lols… It’s as tolol as I could make it ^^

    Anyways, you should check the latest edit of this article, as I’ve added a few updates (due to vandalisms, the status is protected now):

    http://tolololpedia.wikia.com/wiki/Malaysia

    And this article I started too:

    http://tolololpedia.wikia.com/wiki/Menara_Petronas

    Like

  14. Saya sentiasa berulang dari sambas ke kuching. banyak sanak-saudara saya sudah tinggal di kuching. bahasa kamipun sama. saya tidak tahu siapa curi bahasa siapa? yang pentingnya kami bisa hidup aman damai dan terus menjadi keluarga besar.

    Like

Leave a reply to Sambasboy Cancel reply